Trauma Sakit Betis
Berat Badan Oh Berat Badan..
Sebenarnya setelah sakit panjang di tahun 2023 dan dioperasi bulan Januari 2024 kemarin, aku sangat hepi dengan berat badanku. Dari sebelumnya 49 kg, keluar dari RS, beratku hanya 39 kg! Balik ke berat waktu kuliah. Hahaha...! kata ahli nutrisi di RS, berat ideal aku 45 kg.. heh? Kok beda sama hitungan yang dari internet ya.. kalau dari internet berat idealku 39 kg, si ahli nutrisi, gampang saja, dari ukuran tinggi badan 145 cm dikurangi 100 saja, jadi 45 kg. "Hmph.. rumus apa itu?", pikirku..jpeg)
Tapi memang, dengan berat 39 kg, badanku kurus kering, ditiup bisa terbang deh.. Maka mau gak mau, berat badanku memang harus ditambah. Setelah bisa makan dengan baik, terlihatlah badan yang mulai berisi. Pipi mulai ada lagi, lengan bukan tulang saja lagi. Setiap hari selalu menimbang berat badan. Begitu 42 kg, aku sudah gembira.. sampai di sini saja ya.. tetapi ternyata tidak bisa berhenti.. (ᗒᗣᗕ)՞
6 bulan kemudian, berat badanku kembali ke awal, 49 kg! Dulu 49 kg karena ada miom, kista, dan cairan infeksi kan, jadi ada faktor berat mereka. Lah, sekarang hanya faktor lemak.. huhuhuhu... ╥﹏╥
Usahaku Turunin Berat Badan
Melihat perkembangan berat badanku.. hiks.. hiks.. , oleh karena itu.. aku memutuskan untuk melakukan puasa intermitten lagi. Mulai dari puasa 12 jam; berbenti makan jam 6 sore, buka puasa jam 6 pagi. Tapi model 12 jam ini sudah terlalu biasa buat aku, gak ada pengaruhnya. Maka pelan-pelan aku memperpanjang masa puasanya, 16 jam.. 18 jam.. 22 jam.. sampai 24 jam, makan hanya 1 kali sehari.
"Kalau Ajahn Brahm saja bisa makan 1x sehari, masa aku gak bisa?", pikirku, merasa tertantang. Kalau gak salah, aturan makan di vihara-nya, untuk kedudukan Ajahn Brahm, adalah makan hari itu hanya makan siang, 1 kali, dan malam boleh makan coklat 1 batang.
Ternyata asyik loh puasa 24 jam. Waktu jadi efien, waktu bekerja jadi lebih lama. Batasan makan hanya 1 kali juga membuat diri sangat menghargai makanan yang hadir di untuk diri. Semua makanan yang disediakan menjadi sangat enak, dan menunya jadi teratur. Walau pingin rakus, tetapi kapasitas perut ya hanya segitu itu, tidak bisa lebih, secukupnya saja. Wisdomnya bagus kannn...
Hari pertama sampai ketiga, intermintte 24 jam semua bisa berjalan dengan baik. Membuat aku bangga banget bisa makan 1x sehari doang..
"Hahahaha.. aku keren sekali !", pikirku. Aku mau coba tantangan lebih besar lagi, gimana kalau kondisi seperti ini aku olah raga.
Hari keempat, aku memutuskan untuk jalan-jalan sama 2 keponakanku, buat belanja di minimarket depan komplek rumah. Berjalan kakilah kami di siang bolong. 2 Bocil yang ku ajak punya 2 personality yang berbeda. Si kakak adalah cewek bawel yang garang dan penuh ide, usia 7 tahun. Si adik adalah cowok manis kecil, baru usia 1,5 tahun.
Bayangin di bawah panas terik matahari 2 cewek dan 1 cowok kecil ini jalan kaki. Bocil terkecil tentu saja lebih cepat capek, wajahnya mulai kuyu, jadi mesti aku gendong. Berat oy.. Tapi aku kan gagah perkasa. Perjalanan itu memang sangat menyenangkan buat kami. Main bunga, menikmati perjalanan, piknik, belanja, main ke rumah pamanku untuk isirahat sejenak di sana dan bocil-bocil bisa ketemu sepupunya, lalu lanjut jalan kaki lagi pulang ke rumah. Petualangan berjam-jam di jalanan. Aku memang sangat senang mengajak keponakan-keponakanku ngalam, energi kami meningkat jadinya, semangat sekali rasanya.
Menjalang malam aku masih semangat, 2 bocil itu nyerbu kamar tidurku. Sekalian aku setelin lagu Cherry Blossom-nya Empire Of The Sun. Kami joget-joget di kamarku, lari-lari, loncat-loncat, ketawa-ketawa seru...
"Asyiikk... aku hebat sekali !", pikirku lagi.
Sakit Betis & Badan
Besoknya adalah hari kelima puasa 24 jam, ternyata Jeng.. jeng.. betisku terasa sakit banget, kayak abis trekking di Bromo. Walau bisa aktivitas seperti biasa, sakit betis ini mempengaruhi badanku jadi ikut sakit juga.. Tenaga kasarku seperti hilang, masa buka tutup botol aqua saja sulit sekali rasanya. Tetapi kalau meditasi dan mengalirkan energi halus selalu bisa donk.. gak urusannya sama tenaga kasar tubuh kan.. Jadi buka tutup botol mesti pakai teknik Law of Attraction. Bayangkan tutup botolnya terbuka, lalu aku buka. Berhasil!
Hari keenam, pagi hari, betis masih sakit dan badan juga tetap tidak ada energi kasarnya, aku akhirnya ngomong sama ibuku.
"Mama, aku sudah puasa intermitten 24 jam selama 5 hari, apa aku berhenti dulu ya?", tanyaku
"Iya gapapa berhenti dulu, kalau puasa gini, kamu jangan maksa.", jawab ibuku.
Akhirnya aku buka puasa di pagi itu. Aku sebenarnya mulai panik juga. Aku trauma, ingat tahun lalu, aku juga baru melakukan puasa intermitten 22-24 jam yang panjang plus diet makan carnivora (hanya makan protein hewani, tidak makan karbohidrat, sayur, maupun buah). Hal yang sama terjadi, aku kehilangan energi kasar. Gak lama kemudian aku muntah-muntah dan ambruk, lemas gak bisa bergerak, dan terjadilah sakit berbulan-bulan yang panjang itu. Tetapi karena sakit ini sebenarnya karena ada masalah miom dan kista, jadi pengalaman intermitten tersebut sempat terlupakan.
Takut ambruk lagi, aku jadi sungguh khawatir, karena karena akan ada program 7 Days Healing. Kalau aku kondisi lemah tidak berdaya begini, gimana aku bisa melakukan healing.
Sambil merasa kesakitan dan sedikit berat hati serta menelan pride, aku memutuskan minta tolong sama guruku. Hiks.. healer kok minta tolong.. hiks..
"Pak, tolong aku.", dengan wajah memelas sambil cerita tentang kondisiku ke guruku.
"Kamu lain kali jangan coba-coba deh. Kamu sekarang kekurangan gizi.", kata guruku, "Kalau mau puasa, kamu harus puasa yang full, tanpa minum juga." sambil melirikku. Lalu dia lanjut ngobrol dengan aku.
Setelah lama bercerita ini itu, aku tanya guruku, "Pak, kapan aku di-healing-nya?"
"Lah, kan sudah dari tadi.", jawab guruku, "Kamu sudah merasa lebih enak, kan?"
"Haa? Oh iya, badannya lebih enak sekarang." Jawabku, sambil terkagum-kagum, keren banget cara healingnya, tidak terlihat sedang meng-healing.
Forest Bathing
Beberapa hari kemudian aku ngajak keponakan cewekku jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor (KRB). Ini pertama kalinya dia naik kereta commuter. Dari stasiun Bogor, kami jalan kaki ke KRB, sampai baju basah penuh keringat. Di dalam KRB yang sangat besar, kami berdua asyik jalan kaki kesana kemari, foto-foto depan istana bogor, naik turun bukit, main ayunan, manjat pohon, kasih makan ikan, piknik, berburu ranting untuk bikin ketapel, adventure di hutan, lalu sorenya sebelum KRB tutup, kami ngebut naik motor listrik sambil deg-degan.
Pulangnya kami kembali jalan kaki ke stasiun Bogor. Jalan kaki dari pagi sampai malam selama berjam-jam, hari itu, kami berdua sudah berjalan sebanyak 16.000 langkah.. woow..
Besok paginya aku terbangun sambil tercengang. Ajaib! Sakit betisku hilang sama sekali! Padahal kemarin kan jalan kaki tidak berhenti!
Walau beberapa hari sebelumnya aku sudah di-healing sama guruku, betisku belum hilang sakitnya. Aku sudah rendam kaki pakai air hangat campur air garam dan digosok minyak kayu putih, masih sakit juga, sampai bingung. Tapi dengan cukup berjalan kaki di KRB, langsung sembuh. Padahal, kami berdua sangat lelah berjalan di tempat yang sangat luas itu. Kata ibuku "Ya kan, di sana kamu grounding banget, alam semua itu."
Ternyata forest bathing gak perlu mahal-mahal ke Jepang, cukup ke Bogor saja.. Wahahahah..! Saat masa 7 Days Healing pun dimulai dan aku sudah dalam kondisi prima.
Nyeker
Hari Sabtu, aku antar mbaku (ART) ke sinsei totok nadi, aku ikutan terima healing ah... Baru kali ini disentuh orang doank, langsung kesetrum listrik. Wakakaka.. tapi nagih, soalnya jadi lebih segar setelah itu. Memang gitu cara totoknya si sinsei, bikin nyetrum.
Sampai di rumah, setelah bebersih kebun dan main sama keponakan, aku tiba-tiba ngantuk. Tidak mau tempat tidurku kotor, karena belum mandi, aku merebahkan diri di lantai. Enak juga ya ternyata bobok di lantai, gak sakit loh. Kalau tiduran di atas yogamat, lama kelamaan pegal badannnya. Ini langsung di lantai, gapapa tuh, malah badan rasanya lurus, enak. Lalu hilang.. Zzzz..
"Aneh.. aku gak bisa melek..", pikirku waktu terbangun dari tidur, rasanya tetap ngatuuukk banget, mata berat, antara sadar dan tidak..
"Aduh, sakit !", aku berteriak dalam hati, merasakan tiba-tiba kaki kananku kram. Aku bingung, mau bangun gak bisa, masih lemas, bergerak juga sulit. Langsung scanning kondisi badan, biasanya aku kram kaki kalau kedinginan. Ini badanku tidak dingin, walau sedang di lantai, jadi sebenarnya aku aman.
"Mungkin ini efek dari totok tadi, badan dipaksa istirahat supaya healingnya jalan.", pikirku lagi, lalu hilang lagi. Zzzzz....
Setelah cukup istirahat, akhirnya bisa bangun. Tetapi betis kaki kananku terus terasa sakit, mau kram terus. Aneh..
Lusa-nya, seperti biasa, aku menyapu jalanan depan rumah, tetapi entah mengapa, seperti terdorong untuk lepas sandal. Walau tuh aspal rasanya panas banget, karena hari sudah siang, aku tetap memilih mengikuti hatiku; nyeker sambil menyapu dedaunan yang rontok di sana.
Besoknya keajaiban terjadi kembali. Sakit kram betisku yang sudah beberapa hari, hilang lagi! Wooooow... keyen...!!
The Wisdom
We are just human playing on earth
Kalau kita membaca cerita di atas, terlihat ya.. walau aku seorang healer, sering meditasi dan meng-healing orang ke sana kemari, kayaknya hebat gituh, ternyata aku juga manusia biasa. Aku masih punya ego, rasa songong, merasa kalah, bingung, tidak berdaya, sotoy, marah, rasa kagum, senang, dll. Jadi ini pelajaran buat aku juga, untuk tidak mendewa-dewakan seseorang.
Setiap manusia di bumi sedang belajar untuk mengembangkan diri spiritualnya. Agar ia berkembang, tentu saja ia harus mengalami tantangan dan kedinamisan dalam hidupnya. Yang akan membawanya pada berbagai rasa, pikiran, maupun emosi. Juga membawanya kepada berbagai keputusan dan sikap, baik yang baik dan sukses, maupun yang buruk dan gagal. Semua ini akan menambah kebijaksanaan diri dan jiwanya.
Jadi bila kita mengalami up and down dalam hidup, gakpapa loh, karena semua itu adalah kekayaan untuk jiwa kita.
Dan dalam mengalami hidup di bumi, kita sebenarnya tidak pernah sendiri, selalu ada pembimbing jiwa (yang tidak terlihat) bersama kita. Saat kita mau memberi waktu diri untuk hening, menyadari seluruh diri, dan merasakan jiwa; kita bisa menangkap sinyal bimbingan yang disampaikan oleh pembimbing kita, berisi berbagai saran untuk membantu kita. Tentu, hal ini akan sangat memudahkan perjalanan hidup kita kan.. bayangin kita punya penasehat pribadi, gratis lagi.. ಠ‿↼
Membumi Menyembuhkan Tubuh
Terlihatkan, dari pengalamanku di atas, ibu bumi canggih sekali ya. Cukup jalan-jalan di bumi, masalah sakit kakiku beres. Kok bisa begitu ya?
Sahabat, seluruh tubuh kita adalah produk bumi. Kita makan, minum, bernafas, berpakaian bertempat tinggal, dan lain sebagainya; semua dihasilkan dari bumi. Kita semua lahir dari bumi dan akan kembali ke bumi. Oleh karena itu, bumi disebut sebagai ibu bumi.
Kesibukan aktivitas harian manusia, mengalami berbagai tantangan, kedinamisan relasi, emosi, dan pikiran; membuat manusia terpusat pada putaran pikirannya dan "melupakan" bumi. Padahal, vibrasi bumi adalah vibrasi alami tubuh manusia.
Pernahkan melakukan "healing" ke alam, jalan-jalan di hutan, berenang di pantai, piknik di taman; setelah aktivitas ngalam ini kita menjadi lebih segar. Kenapa? Karena vibrasi bumi adalah vibrasi alami kita. Bila kita mau meluangkan waktu sejenak, lepas dari ikatan permainan pikiran, kemudian memusatkan diri pada alam, kita kembali menyelaraskan vibrasi diri kita dengan vibrasi bumi. Memperbaiki vibrasi yang kacrut dengan vibrasi yang murni dan sehat.
Lantas, bukan hal aneh kan, kalau dengan nyeker atau peluk pohon saja, badan ku menjadi kembali sehat. Kembali selaras dengan bumi, soalnya. Healing gratis!
Yuks, memperbanyak membumi, dengan berjalan kaki tanpa alas kaki di tanah/rumput, tiduran di rumput, peluk/pegang pohon, berenang di laut, forest bathing, berjemur matahari pagi, berkebun, dll. Untuk meningkatkan kesehatan kita.
Semangat sehat selalu..
-------
Disclaimer: semua gambar di cerita ini, milik Meditasi Dengan Hati, dibuat menggunakan AI. :)
Komentar
Posting Komentar