Berdebar-Debar Tapi Sehat

Berdebar-Debar Tapi Sehat




Hatiku dag dig dug kenceng banget. 
Keponakanku sudah mengambil posisi ancang-ancang. Sambil clingak-clinguk, melihat ke sekeliling, tanganku menjulur meraih buah mangga di pohon. Pelan-pelan kutarik, begitu buah mangganya terpetik, aku langsung teriak "LARI!".

Aku dan keponakanku berlari secepat kilat, takut dikejar sama yang punya pohon mangga. Sukses, dapat buah mangga enak.

"Keponakanmu diajarin bandel ya.", kata temanku, waktu aku ceritain pengalaman kami. Wkwkwkwk.. Beberapa bulan yang lalu memang di komplek kami lagi musim buah mangga dan rambutan. Bumi yang berlimpah, jangan dilewatkan rejekinya. 

"Ayo tarik yang kuat", kataku pada ponakanku yang umur 7 tahun. Kita berdua sibuk narikin buah rambutan aceh, pakai galah sambil loncat-loncat. Buahnya tinggi-tinggi. Wajah kami cengar-cengir saat buah rambutan berjatuhan.. Dengan semangat kami mengumpulkannya dalam kantong.

"Awas itu ada mau masuk got!", keponakan menunjuk ke beberapa buah rambutan yang menggelinding. Terkontal-kontal, kami berdua berusaha mengambil mereka. Yaaaah.. ada yang masuk got juga.

Tiba-tiba aku rasanya malu banget, sewaktu ada ibu-ibu yang lagi jalan pagi yang memergoki kami yang sibuk itu.

"Ini lagi nyari buah rambutan.", kataku ke ibu itu, siap-siap kalau ditanya lebih lanjut mau beralasan bahwa keponakan bocilku yang kepingin buah rambutan. 🤪 Padahal aku yang mau.

"Ini di sebelah sini lebih banyak buahnya.", si ibu malah nunjukin tempat yang lebih banyak buah rambutannya, warna merah-merah menggiurkan. 

"Waaah.. makasih bu!", jawabku. Kami berdua sangat girang, dapat banyak panenan.

Begitu kami sampai rumah, "Mbak! Ini hasil berburu hari ini.", kataku dengan bangga sambil memperilhatkan kantong penuh buah ke mbak-ku (ART). Beliau dengan sigap langsung mengupasnya. Aku dan keponakanku makan dengan lahap. Buah hasil berburu, langsung dari pohon, memang rasanya lebih enak. Bikin ketagihan saja.



Maka hampir setiap hari kami berburu buah. Buah apa saja deh yang ada dikompleks, rambutan, mangga, belimbing, kecapi, ceri, jambu, dan lain-lain. 

Tas, kantong plastik, botol minum, pisau lipat, dan galah adalah peralatan kami. Berjalan kaki menyusuri komplek rumah kami atau kampung di belakang. Tentu saja aku selalu dengan hati deg-degan ketika beraksi, karena kami nyolong. Catatan: Mohon cara nyolong ini jangan ditiru ya.. :P

Sebenarnya kegiatan ini aku lakukan lebih untuk menjaga keseimbangan energi tubuh, juga memperkenalkan aktivitas membumi kepada keponakanku. Saat berburu buah; kami berjemur matahari, berjalan kaki jauh, piknik, memegang pohon, menyentuh tanah, berlari, bergerak, tertawa, juga merasakan sensasi adrenalin kami, saat berburu. Melepas "sampah" energi dan menerima vibrasi baik dari bumi.



Membawa hasil berburu memberi kesenangan dan rasa selaras dengan ibu bumi. Membuat energi kami menjadi lebih kuat. Kita bisa melakukan aktivitas membumi dengan cara yang menyenangkan, ya kan..


Membumi Menyehatkan



Dua bulan lalu, keluarga adikku kena sakit batuk. Awalnya bapaknya, lalu anak-anaknya. Lagi sibuk menyapu jalan, aktivitas favoritku buat olahraga dan membumi, tiba-tiba diminta jagain keponakan bocil cowok yang baru mau 2 tahun. Kasihan, ternyata si doi terlihat lemes, jadi kubuka sepatunya, biar jalan-jalan di aspal, walau rada panas.

Si bocil ternyata senang sekali jalan nyeker begitu, sambil lihat peliharaan tetangga. 

"Ayam ! Onti, ayam!", Teriaknya sambil nunjuk ayam dengan semangat. Lalu terdengar suara kwek kwek dari kandang. 

"Bebek! Onti, bebek!", teriaknya lagi.

"Kejar!", kataku. Si bocil semangat ngerjar ayam dan bebek. Gembira lihat kaki mungil nyeker semangat berlari kesana kemari, diantara pup ayam dan bebek. 😝 Dalam kandang jadi riuh suara bebek.



Besoknya aku ajak si bocil dan kakaknya turun ke ladang pak tani. Nginjak tanah merah, nyomotin buah lencak yang kering, entah kenapa sama pak tani tanaman-tanaman lencaknya dibiarkan kering. Si kakak bikin masak-masakan dan prosotan buat adiknya.

"Lagi berjemur ya" tanya seorang penggarap ladang sambil tersenyum saat melewati kami yang sedang duduk santai di tanah, di bawah terik.

"Iya nih, si bocil lagi pilek. Biar kena matahari.", jawabku.

2 hari nyeker, si bocil kelihatan jauh lebih sehat. Tentu saja ibunya jadi happy, akhirnya hampir tiap hari, baik pagi atau siang aku jalan sama si bocil dan kakaknya. Badan mereka kelihatan jauh lebih perkasa. 



Sekarang ini 2 anak icik ini kuat jalan 2 jam, melewati bukit perkampungan belakang komplek yang treknya turun naik tinggi. Adventure lihat sungai dibawah, manjat ke atas, masuk kebun di bukit, lihat ayam, cari buah, lihat empang, masuk komplek orang lain, dan sebagainya.

Pulang tinggal mandi, makan, boboci. 1 jam kemudian mereka sudah segar dan semangat main lagi, sementara Onti-nya masih tergelepak di kasur, teler. 🤣🤣



T A M A T

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trauma Sakit Betis

Pikiran yang cerewet