Kita Sangat Berharga
Aku kecanduan nonton !
Dari dulu aku memang suka sekali nonton film kungfu. Mungkin karena saat aku masih bayi pas di Singapura, untuk menenangkan tangisanku, ibu suka setel tv film kung fu. Hihihi.. sambil main es batu dalam baskom.
Jadilah sejak kecil jadi sangat tergila-gila buku dan film kungfu. Eh.. sudah dewasa, ada aplikasi nonton dracin.. nah kecanduan deh xianxia dracin. Parahnya.. serial-serial ini episode-episode banyak banget, malah ada yang sampai 59 episode.. 🙈 mana gak bisa berhenti kan..
Aku ngerti mereka pakai sistem psikologi storyteling *Hero's Journey*.. dimana tokoh hero memiliki perjalanan petualangan khusus dari zero ke hero, nanti diakhir episode jatuh jadi zero lagi. Nah.. kan jadi menggatung penasaran what happen di episode selanjutnya. Ini yang bikin gak bisa berhenti.
Lupa makan, lupa tidur, melalaikan tugas.. Badan dan pikiran jadi tidak enak, sangat mengganggu keselarasan energi, benar-benar kacau.
Jatuh dan bangun
Pas bangun pagi, dengan rasa tidak nyaman karena abis begadang nonton berhari-hari.. aku merasa sangat bersalah, kehilangan waktu berdoa dan meditasi pagi favorit, tidak bisa bekerja karena lelah, tidak punya energi untuk healing dan self healing.. berbahaya..
Berbagai pikiran muncul, suasana hati tidak nyaman, rasa toleransi atas kondisi sekeliling menurun, pikiran penuh dengan kisah pertikaian drama, jadi program diri yang tidak bagus. Vibrasi yang tidak menyenangkan. Sangat terasa aku kembali pada vibrasi rendah, dimana aku terkunci pada permainan di pikiranku sendiri. Celakanya, energi ini seperti hanya akan menarik kondisi sekeliling yang sama. Aku mulai sering teringat kemarahan pada adikku. Haduh hatiku sakit lagi, emosiku bergolak lagi. Argh!
Penuh rasa bersalah dan gak berdaya. Kalau sudah begitu, apa yang bisa dilakukan lagi, selain berdoa.
"Tuhan, aku mohon ampun, sudah bersalah. Menyakiti tubuh sendiri, menyakiti energiku sendiri. Aku sungguh tak berharga. Tapi Tuhan, ijinkan aku berharga dimatamu. Inilah diriku apa adanya.. baik dan buruk, benar dan salah, sehat dan sakit, bahagia dan sedih.. Terimalah aku apa adanya. Dan sekarang ijinkan aku kembali menjadi baik dan berharga. Tuhan aku berserah padamu seutuhnya."
Keren deh.. setelah itu energi mengalir dengan baik. Tubuh kembali segar. Rutinitas harian kembali lancar, bobok malam bisa lebih tepat waktu, pagi hari bangun dengan segar, meditasi pagi menyambut terbitnya matahari sungguh menyenangkan.
Namun keseruan nonton kalau sedang bosan suka memanggil lagi, dan kembali terikat pada episode-episode yang tak henti. Gak enak badan lagi.. bingung lagi. Balik lagi merasa bersalah.. dan berdoa lagi.. sehat lagi.. siklus itu berulang.
Mungkin teman-teman merasa ini sesuatu yang bodoh.. tetapi saat saya merenung betapa luar biasanya Tuhan. Berkali-kali berbuat salah, berkali-kali merasa tak berharga. Selalu bisa dikembalikan menjadi bersih dan berharga.
Kita selalu berharga
Sang Pencipta tak pernah memandang kita dengan berbagai judgement yang selama ini kita pikirkan. Karena itu adalah pemikiran kita sendiri. Kita diciptakan dengan cinta kasih, maka cinta kasih inilah yang akan selalu hadir dalam diri kita, sama seperti Pencipta kita. Seluruh semesta dan bumi diciptakan dengan cinta kasih, dan tempat kita sebagai cahaya-cahayanya, untuk belajar apa itu kasih dan bukan kasih.
Seluruh kesalahan maupun keburukan diri, semuanya adalah bagian dari pelajaran hidup kita. Saat mau menyadarinya, kita menjadi semakin berkembang dan bertumbuh dalam spiritual kita. Maka seperti apapun diri kita, kita selalu berharga di mata-Nya.
Dengan berserah, berpasrah, dan tentu saja mengerti apa tujuan yang ingin kita capai; kita akan selalu selaras dengan-Nya. Jalan hidup menjadi lebih mudah, karena kita dalam lindungannya.
Jadi jangan khawatir dengan berbagai judgment yang orang lain berikan padamu. Penghargaan terbersar dan yang paling besar akan selalu kamu dapatkan dari Sang Pencipta. Dengan bersandar pada-Nya, kamu akan selalu berharga dan tentu saja penuh percaya diri. Kamu kan cahaya-Nya. :)
Semoga bermanfaat. Namaste.
Monique
Komentar
Posting Komentar