Ketauan Nyolong Pete
Petualangan Berburu Buah
Sudah beberapa hari, aku dan keponakanku melihat betapa banyaknya pohon yang berbuah lebat di komplek. Ada mangga, rambutan, belimbing, jambu... Bikin ngiler lihatnya. Maka, dengan niat adventure sambil membumi, aku mengajak keponakanku berburu buah.Pertama, kami coba pohon mangga. Sayangnya, buah-buahnya sudah dipanen. Yang tersisa cuma yang tinggi-tinggi, yah... nggak terjangkau. Jadi, kami ke pohon rambutan favorit. Gubrak, ternyata sama saja, buahnya sudah diambil duluan. Kami coba ambil pakai galah. Mendangak-dangak ke atas sambil tertawa ngakak. Walau dapat 1-2 biji rambutan, happy banget.
Mau lanjut adventure, akhirnya aku ingat ada pohon pete di komplek sebelah. Buahnya lebat banget, menggantung menggoda. Karena pete jarang ada, jadi aku ajak keponakanku ke sana.
Ngapain Kamu?!
Aku dan keponakanku baru saja selesai memetik pete dari pohon di depan sebuah rumah. Pohonnya siapa? Rumahnya siapa? Jujur, aku juga nggak tahu, tidak mikirin itu. Sedang sama asyik berdua membahas pete yang baru dipetik, karena baru pertama kali kami petik pete. Tiba-tiba ada suara mengagetkan menghentikan kami.
"Ngapain, Bu?"
😱 Kami langsung nengok ke arah suara. Ternyata, ibu tetangga dari rumah sebelah pohon pete itu sedang berdiri di depan pagarnya, menegur kami dengan pandangan penasaran.
"Ngambil pete," jawabku malu-malu sambil menyembunyikan galah di belakang badan.
"Sudah bilang belum?" tanya si ibu dengan nada yang bikin aku makin keringetan.
"Belum..." jawabku pendek, mulai panik.
"Ya nanti marah lo yang punya," lanjutnya dengan ekspresi setengah mengingatkan, setengah mengancam.
"Mati gue!" teriakku dalam hati. Ketahuan nyolong pete! Mana posisi kami buntu, rumahnya di pojokan pula. Nggak ada akses kabur! ðŸ˜
Survival Mode: On
Saat ibu itu menegur, aku benar-benar panik. Refleks, aku cuma bisa teriak ke arah rumah itu, “Bapak/Ibu, bagi petenya yaaa!” tanpa menunggu jawaban, aku langsung menggandeng keponakanku untuk kabur. Tetangga-tetangga lain yang ada di sekitar cuma melongo melihat tingkah kami.Kami lari secepat mungkin, sampai ngos-ngosan. Tapi pikiranku nggak berhenti bekerja. Aku mulai membayangkan skenario terburuk: bagaimana kalau ibu itu lapor ke satpam komplek? Apa kami bakal dikejar dan ditegur? Satpam di komplek itu terkenal jutek, beda banget sama satpam di komplekku yang selalu ramah.
"Heh.. heh.. Berhenti bentar...," kata keponakanku sambil menarik napas berat.
Aku sempat heran, biasanya dia anak yang tangguh. Tapi kali ini, wajahnya pucat dan terlihat lelah. Aku sadar, panikku menular ke dia.
"Minum dulu, tapi jangan lama-lama, ya. Kita mesti cari tempat aman," kataku. Kami akhirnya berhenti di sudut yang lebih sepi untuk istirahat sebentar.
Di saat itulah, aku sadar aku sudah membuat keponakanku yang biasanya ceria jadi ikut-ikutan takut dan tegang, memberinya pengalaman nggak menyenangkan.
Teknik Reverse Mood Buruk
Lesson To Learn
- Pada suasana yang menyenangkan, cobalah untuk marah-marah (respon negatif). Lihat bagaimana mereka meresponmu? Marah juga kah? Kecewa? Takut?
- Pada suasana yang menyenenangkan, cobalah untuk tertawa dan tersenyum bahagia. Lihat bagaimana mereka meresponmu? Ikut tertawa dan tersenyumkah?
- Pada suasana negatif, cobalah untuk tersenyum tulus. Berbicara dengan lembut atau semangat penuh rasa positif. Kamu akan merasakan vibrasi disana akan meningkat, mungkin mereka juga akan tersenyum.
- Dan yang terakhir pada suasanan negatif, cobalah untuk memberi reaksi negatif dengan wajah muram, bicara kasar atau menyedihkan. Bagaimana mereka meresponmu? Suasana menjadi lebih negatif? Tidak nyaman untuk semuanya?
Untuk teman-teman yang mau belajar meditasi untuk melepas stress dan trauma bisa cek infonya di instagram Meditasi Dengan Hati.
Komentar
Posting Komentar