Like Star On Earth
Cerita Like Star On Earth
![]() |
| Like Stars On Earth © DISNEY ALL RIGHTS RESERVED |
Membawa sedikit cerita dari salah satu film yang luar biasa dari India, "Like Stars on Earth". Cerita seorang anak India, Ishaan, yang berumur 8 tahun. Ia mengalami diseleksia, yaitu kelainan saraf otak yang membuatnya sulit memproses bahasa, yang menghubungkan suara dengan huruf. Ishaan tidak bodoh, tapi ia hanya punya kelainan saraf. Otaknya bekerja dengan sistem yang berbeda dengan manusia "normal" lainnya.
Bagi Ishaan, huruf dan angka di kelas terlihat sedang menari-nari bergembira di matanya, ia kesulitan belajar di sekolah konvensional. Tidak bisa melakukan hal sederhana, seperti mengikat sepatu atau menangkap bola. Nilai akademiknya menjadi buruk; ia dianggap malas, bodoh, dan nakal. Bahkan teman-temannya sering mencemooh dia.
Kedua orang tuanya, menjadi frustasi dan memasukkannya ke asrama, dengan guru-guru yang keras. Tentu saja ini tidak menyelesaikan masalah. Sebagai anak kecil yang terpisah dari keluarga, juga terkucil di sekolah; Ishaan menjadi sangat murung dan tertutup. Kondisinya sangat menyedihkan. Ia merasa sangat tidak berharga, sebagai seorang anak.
Sampai suatu saat datang seorang guru baru, yang sangat ceria di kelas, bernama Ram Shankar Nikumbh. Guru ini menyadari kondisi Ishaan, ia berusaha mendekati Ishaan dengan berbagai cara, sehingga Ishaan mau membuka dirinya kembali. Ram membantu Ishaan belajar dengan metode khusus, dan menyadari bakat Ishaan yang hebat dalam melukis. Lukisan Ishaan memenangkan kompetisi sekolah tingkat menengah yang mengubah pandangan para guru dan orang-orang di sekitarnya. Ishaan kembali bisa tersenyum bahagia.. :)
Merenung
Romo Hendra, tentu saja sebagai Romo Katolik, membahas cerita ini kembali ke arah nuansa natal. Aku share beberapa renungan dari Romo, karena ini juga bisa kita lihat dari jendela yang lebih universal, dan juga karena khotbah dia bagus banget.. hahaha..!
"Bagi saya, tantangan menjadi seorang pastur itu bukan tidak menikah, itu sih paling gampang. Bukan juga bukan tidak punya teman, itu mudah banget. Tetapi apakah saya pantas dan berharga menjadi pastur, padahal panggilan saya adalah sebagai pastur." Begitu kata si Romo.
Kontradiksi antara realita kita sabagai manusia dan tantangan yang kita hadapi..
Kita sebenarnya seperti Ishaan, dalam menjalani hidup yang penuh dinamika, akan juga mengalami keterpurukan, apapun itu. Membuat kita merasa terluka dan menutup hati, ini yang disebut topeng. Apakah di wajah, kamu harus terlihat tertawa, padahal hatimu sedih? Apakah kamu galak ke semua, padalah kamu hanya sedang mencoba melindungi hatimu yang rapuh? Apakah kamu menampilkan diri bahwa kamu sangat kuat dan hebat, padahal di dalam kamu merasa sangat lemah?
Aku pernah mengalami hal ini.. di wajah harus terllihat senyum dan bijaksana, di hati menyimpan luka dan kemarahan. Dan aku tidak berdaya dalam jeratan ini. Digerogoti oleh rasa sakit hati mendalam yang akhirnya juga menggerogoti tubuh fisik, kesehatan tubuhku mendadak terjun bebas. Hampir mati!
Dalam masa sakit parah, yang sungguh sakit, tidak bisa bergerak berbulan-bulan; aku berdoa dan berteriak pada Tuhan juga cahaya-cahaya; membuatku tersadar. Agar bisa sembuh, aku harus mentukan pilihan. Apakah aku akan terus diselimuti kemarahan dan mati, atau aku memilih untuk bebas dan sembuh.
Syaratnya sangat mudah, melepas! Membebaskan diriku dari seluruh kemarahan.
Di antara pilihan mati dan hidup, tentu saja, aku memilih hidup. Aku mau keluar dari kamarku, berkebun dan menikmati sinar matahari, berlari-lari di depan rumah, menari di bawah air hujan, naik sepeda kemana-mana.. aku mau bebas keluar dari kamarku.
Dan tahukah kamu, saat kita sudah memilih, seluruh energi bekerja sama dengan luar biasa. Aku melepas dan memaafkan, membebaskan diriku. Tubuhku perlahan menguat, aku bisa keluar rumah, saudara-saudaraku datang mengantar ke rumah sakit, dokter-dokternya luar biasa, operasinya lancar, dan aku kembali sehat kuat. Perubahan yang keren banget...
Kalau Romo Hendra bilang "Makna natal adalah.. pertama, kita seperti anak ini yang merasa terkucil dan tak berharga, lalu mesias datang menghapus kegelapan, membuat kita kembali bercahaya. Kedua, setelah menjagi terang, tentu kita juga harus membawa cahaya kita, agak kita bisa meneranginya sekeliling kita yang sedang berada di kegelapan."
Kita bisa lihat dari sisi universal, saat kita sudah menjadi cahaya terang, saatnya mengangkat obor kita tinggi-tinggi agar sesama yang sedang terpuruk bisa mendapatkan terang juga.
Namun janganlah hal ini menjadi beban untukmu. Untuk menjadi terang, kadang kita tidak perlu melakukan hal yang luar biasa, hanya menjadi diri kita seutuhnya, ini sudah menjadi inspirasi yang luar biasa.
Seperti lagunya Michael Jackson, Man In The Mirror.
I'm asking him to change his ways
And no message could have been any clearer
If you wanna make the world a better place
Take a look at yourself and then make a change
"Monique, share donk, kamu gimana bisa sembuh? Waktu itu kamu, pas kami datang kasih komuni, kamu kelihatan sudah parah banget. Kok kamu sekarang bisa segar bugar banget gitu?" Tanya seorang teman dalam pertemuan di lingkungan. Dan aku dengan bahagia bercerita.
Kerlap-Kerlip Bintang
Hahaha... Jangan salah lohh... setelah satu step lewat, akan ada step lainnya.. kalau aku, dari sisa-sisa kemarahan yang ada, muncul dan harus dibersihkan, memasang batas diri yang bisa dimasuki, meningkatkan harga diriku dari dalam, rasa percaya diri dari dalam, keluar dari pikiran yang kacau, mengatur relasi, dan lain sebagainya..
Dari sini aku belajar untuk semakin menerima kondisi diriku apa adanya, melepaskan ekspektasi, melepaskan worry, trust semua memang punya hambatan dan perjalanannya masing-masing, memasang vibrasi baik di dalam dan di luar diri.
Pikiran kita memang selalu bermain, memang seperti itu desainnya. Dengan berlatih sejenak detach, hening, dan mendengar diri sejati; kedamaian dan keajaiban-keajaiban hidup akan datang. Percayalah..
Kita seperti bintang di langit yang kerlap-kerlip. Kadang cahaya kita terlihat, kadang cahaya kita hilang. Tetapi kita selalu ada dan bercahaya.
"Jadilah ayah, jadilah ibu, jadilah anak.. yang membawa terang", begitu kata si Romo. Keren yah..
Tersenyumlah selalu. Namaste.






Komentar
Posting Komentar